"Karena masa lalu tak dapat meramalkan rasa."
Dian Agustin
Rabu, 27 Februari 2013
Quotes 1
"Aku ingat waktu itu, ketika tanganku mampu bekukan lirih hujan yang mencoba meraih jemarimu. Masa lalu?"
Dian Agustin
Categories
Quotes
Sabtu, 23 Februari 2013
Pushkin
Helo, helo! I come back! =)))
Hari ini--gak tau kenapa, ya-- pengen banget share puisi-puisi Aleksandr Pushkin *sastrawan favorit saya!*
Kalian tau dong siapa Pushkin ini? Apa? Nggak tau?
Yaudah yaudah, saya share-in beberapa puisi beliau di sini.
Cekidot! wrap-snap!
Oke, puisi pertama berjudul "Kucintai Kau"--yang dalam bahasa Inggrisnya berjudul "I Loved You"
Pushkin menulis puisi ini karena terinspirasi dari istrinya sendiri, Natalya.
Ini dia: =))
Hari ini--gak tau kenapa, ya-- pengen banget share puisi-puisi Aleksandr Pushkin *sastrawan favorit saya!*
Kalian tau dong siapa Pushkin ini? Apa? Nggak tau?
Yaudah yaudah, saya share-in beberapa puisi beliau di sini.
Cekidot! wrap-snap!
Oke, puisi pertama berjudul "Kucintai Kau"--yang dalam bahasa Inggrisnya berjudul "I Loved You"
Pushkin menulis puisi ini karena terinspirasi dari istrinya sendiri, Natalya.
Ini dia: =))
KUCINTAI KAU
Engkau kucintai; cinta, barangkali;
Belum begitu sirna di jiwaku;
Tetapi biarkanlah ia lebih banyak tidak mengusikmu;
Aku tak mau mendukakanmu sebintik pun
Engkau kucintai dengan diam-diam, dengan tanpa pengharapan,
Kadang dengan ketakutan, kadang dengan kelembutan
kita menyiksanya
Kucintai kau dengan tulus yang sangat,
dengan lembut yang sangat
Demikianlah Tuhan menganugrahimu
untuk dicintai oleh yang lain
Gimana? Menyentuh banget, kan?
Puisi ini cukup popular pada masa itu. Tapi, tetep saya lebih suka yang ini:
Puisi ini cukup popular pada masa itu. Tapi, tetep saya lebih suka yang ini:
PERSEMBAHAN KEPADA SESEORANG
Aku ingat keselintasan yang memberi takjub:
Engkau muncul di hadapanku
Bagai pemandangan yang sepintas lalu
Bagai rupawanan sejati yang begitu pintar.
Dalam kelelahan kesedihan yang tanpa pengharapan,
Dalam kecemasan kesia-siaan yang ramai,
Suara yang lembut lama memanggilku
Dan sifat-sifat yang jelita saling mengimpikan.
Tahun-tahun berlalu.
Tiupan angin badai melawan
Menghilangkan impian-impian yang dulu,
Dan aku melupakan suaramu yang lembut,
Sifat-sifat surgamu.
Di pelosok yang sudut, di dalam kegelapan pemenjaraan
Dasar hatiku menggeliat lirih.
Tanpa kedewaan, tanpa inspirasi,
Tanpa butiran air mata, tanpa kehidupan,
Tanpa kecintaan.
Rasa untuk bangun mulai datang kembali di dalam jiwa
Dan sekali lagi engkau muncul
Bagai pemandangan yang sepintas lalu
Bagai kebagusan cerah yang begitu pintar.
Dan hati dihempas dalam kegiuran yang sangat
Dan kedewaan, dan inspirasi
Dan hidup, dan butiran air mata
Dan cinta
Menghidupkan kembali hati sekali lagi.
Puisi berjudul "Namaku" ini pertama kali saya temuin di sebuah novel favorite saya.
Novel terjemahan dari bahasa Mandarin karya Shu Yi yang sukses buat saya mewek seharian *lebay cuih*
Yang judulnya "First Love Forever Love"! Very recomended buat yang suka baca novel!
Namaku
Apalah arti namaku bagimu? Nama itu tak berjiwa
Dia akan menghilang, seperti raungan kecil
Dari gelombang yang menghantam tepian di kejauhan
Seperti suara riuh malam di hutan lebat!
Nama itu akan tertulis di kertas memo, dengan kesedihan
Cetakannya akan terlihat kusam
Seperti tulisan di batu nisan
Tertinggal dalam bahasa asing
Apalah artinya nama itu? Sudah lama terlupakan
Dalam amukan gelombang dan angin baru yang menggelegak
Dia akan membawakan kenangan yang lembut dan murni
Di dalam lubuk jiwamu
Namun, di dalam hari-harimu yang sunyi dan sedih
Kumohon sebutkan namamu dengan lirih
Katakan bahwa "ada yang sedang merindukanku"
Di dunia ini aku hidup di dalam hati seseorang yang merindukanku
Aduhai banget, kan, ya? Hihi
Dan ini spesial buat kalian yang udah baca. *bonus* :D
Kuingat Saat Indah Itu
Aku teringat saat-saat indah
Kau hadir di depanku
Ada fantasi sesaat
Laksana raga polos yang indah
Di dalam siksaan kesedihan yang tiada harapan
Terusik oleh imajinasi yang mengganggu
Terngiang-ngiang suaramu yang lembut di telingaku
Aku masih bermimpi melihat wajahmu yang manis
Bertahun-tahun telah berlalu
Badai dan bencana silih berganti
Membuyarkan kenangan masa lalu
Aku pun melupakan suaramu yang lembut
Juga bayang dirimu
Di dalam kehidupan yang berliku-liku
Umurku pun bergulir secara perlahan
Tiada orang yang peduli, tiada naluri bersyair
Tiada air mata, tiada kehidupan, dan tiada cinta
Jika sekarang aku mulai sadar
Saat ini muncul dirimu di hadapanku
Laksana fantasi sesaat
Laksana raga polos yang indah
Hatiku melompat-lompat kegirangan
Demi dia segalanya tersadarkan kembali
Ada kehidupan, ada air mata, juga ada cinta
Dan sekian perjumpaan kita kali ini. Mohon maaf bila ada salah kata. *plak
Dadah, bloggies! :* :* :*
Salam,
Dian Agustin
Categories
poetry
Senin, 18 Februari 2013
Resensi Novel “A Wizard of Earthsea”
Ini buku yang tahun pertama |
Judul
buku: A Wizard of Earthsea
Pengarang: Ursula K. Le Guin
Pengarang: Ursula K. Le Guin
Penerbit: MKF (Media Klasik Fantasi)
Tahun
terbit: Cetakan III, Agustus 2010
Tebal
Buku: 335 hlm
Novel ini diterbitkan
dengan tujuan agar novel-novel fantasi klasik akan terus berkembang luas dan
menjadi referensi untuk novel fantasi klasik lainnya.
Novel yang terdiri dari beberapa bab
dengan judul perbabnya yang begitu menarik ini bercerita tentang seorang lelaki
bernama Ged yang tidak menyadari bahwa dirinya adalah seorang penyihir yang
kemudian belajar di sekolah sihir. Ia mengusik rahasia yang sudah tersimpan
lama dan melepaskan sebuah bayangan mengerikan ke dunia. Ged harus berhadapan
dengan naga kuno dan menyebrangi ambang kematian untuk mengembalikan
keseimbangan.
Bahasa yang digunakan dalam novel ini
memang ‘lebih rumit’ daripada bahasa dalam novel Harry Potter. Sehingga perlu
membaca berulang-ulang agar dapat memahami isi novel. Alur yang menarik dengan
bumbu-bumbu fantasi klasik namun menyenangkan, membuat para pembaca dibuai
khayalan tinggi. Diksinya pun menarik!
Sampul (cover) novel dibuat menyerupai
isinya, sehingga pembaca tidak perlu terlalu keras mengilustrasikan sosok Ged–yang
menurut saya sedikit mirip Profesor Snape di series Harry Potter. Belum lagi
dengan sapuan kabut pada cover persis seperti cerita di salah satu bab-nya.
Novel ini mengilhami novel fantasi
Harry Potter dan Eragon. Menarik, bukan?
Categories
Review
Minggu, 17 Februari 2013
If I Could See You Again
Aku merindukanmu seperti aku merindukan rinai hujan yang mengguyur Kota Malang saat itu. Tiga tahun yang lalu, begitukah? Sejauh ingatanku, memang begitu. Kau dengan parasmu yang kian menawan itu berhasil membuatku terpana–untuk kesekian kali kurasakan hal yang sama ketika melihatmu: darahku berdesir dan tanpa dikomando, ribuan kupu-kupu terbang di dalam perutku.
Melihatmu adalah candu. Asumsi sederhanaku waktu itu. Tidak, hingga kini pun masih begitu. Ah, aku meragu–masihkah kau mengingatku? Gadis aneh yang seringkali ketahuan mencuri pandang ke arahmu? Gadis ingusan yang selalu mati gaya saat kau melewatinya? Kau mengingatku?
Tiga tahun bukan waktu yang sebentar. Begitu panjang dan melelahkan ketika yang ada dalam pikiranku hanyalah namamu, wajahmu, dan segala hal tentangmu. Menahan rindu yang rasa-rasanya semakin menyesakkan, rindu akan bayang wajahmu yang selalu dihiasi gurat wajah yang tidak ada duanya. Kau. Aku merindukanmu.
Sepi. Seperti kota yang telah mati–terasa begitu hampa. Buku-buku jariku telah memutih, dingin. Kesunyian mulai menggerayangi malamku, hingga yang mampu kudengar hanyalah denting jam di salah satu sudut kamar yang terdengar memilukan. Getir.
Kau harus tahu, ketika seringkali kukira orang lain adalah dirimu. Kau harus tahu, entah bagaimana mataku hanya sanggup melihatmu–hanya dirimu. Dan kau juga harus tahu, aku tidak pernah menampik satu kenyataan ini, kenyataan bahwa aku benar-benar mencintaimu.
Categories
Flash fiction,
My Feelings
Jumat, 15 Februari 2013
Really Wanna Say Helo
Where did you go, the you who
just passed me by and left?
Are you doing fine, at a place without me by your side?
Hoping you'll come back, the times I've waited for you
I'll let it go now, I'll forget you now
The beautiful times we had, they're all memories now
The tears I shed when I missed you like crazy
Hoping you'll come back, time stood stagnant
I'll let you go and leave now, goodbye
Couldn't you find it, the road that leads back to me?
Should I wait a little while more, should I wait here a little longer?
Hoping you'll come back, I waited all this while
I'll let it go now, I'll end it for real
My love for you that I held on so tightly, is slowly dissipating
The me that went crazy missing you, is gradually changing
Hoping you'll come back, time has stood stagnant
I should erase it all now, for real
My love, it ends right here, this never-ending yearning
Stuck in my throat, I couldn't say it
Those heartbreaking words of parting
All my beautiful memories of you, it's leaving me right now
Like falling tears, my love is slowly dissipating
The me that went crazy missing you, is gradually changing
Hoping you'll come back, time stood stagnant
I should erase it now, for real
Should erase it now,
I should forget you now, goodbye
Are you doing fine, at a place without me by your side?
Hoping you'll come back, the times I've waited for you
I'll let it go now, I'll forget you now
The beautiful times we had, they're all memories now
The tears I shed when I missed you like crazy
Hoping you'll come back, time stood stagnant
I'll let you go and leave now, goodbye
Couldn't you find it, the road that leads back to me?
Should I wait a little while more, should I wait here a little longer?
Hoping you'll come back, I waited all this while
I'll let it go now, I'll end it for real
My love for you that I held on so tightly, is slowly dissipating
The me that went crazy missing you, is gradually changing
Hoping you'll come back, time has stood stagnant
I should erase it all now, for real
My love, it ends right here, this never-ending yearning
Stuck in my throat, I couldn't say it
Those heartbreaking words of parting
All my beautiful memories of you, it's leaving me right now
Like falling tears, my love is slowly dissipating
The me that went crazy missing you, is gradually changing
Hoping you'll come back, time stood stagnant
I should erase it now, for real
Should erase it now,
I should forget you now, goodbye
Aku Menyebutnya Cinta
Aku
menyebutnya cinta
Ketika
jemarimu mampu bekukan asa
Ketika
bayang kelabumu menyesaki khayal
Ketika
jarak yang melintang terlanjur jera
Aku
menyebutnya cinta
Ketika
dadaku memburu
Mendegupkan
namamu
Bersama
helaan napasku
Aku
menyebutnya cinta
Apa
ini nyata?
Atau
bahkan, mungkinkah semu?
Categories
poetry
Langganan:
Postingan (Atom)