Kamis, 10 Januari 2013

FF, "Tanpa Kekasih..."

Diposting oleh Unknown di 13:21

Insp. Lagu Agnes Monica-Tanpa Kekasihku..

Senja yang indah! Sang surya nampak meredupkan sinar keemasannya. Langit jingga mulai menyemburat dalam kanvas biru. Burung-burung berkicau riang membelai sang mega jingga dalam damai. Hingga sang mega kembali menorehkan senyum menawannya.
Kehidupan akan terus berjalan. Waktu pun terus berputar. Siapa yang mampu menghentikannya? Menghentikan waktu yang enggan untuk berhenti. Bukan hidup yang memerumitku, tapi akulah yang memerumit kehidupan. Memaksanya berhenti untuk sejenak saja memberiku kesempatan merengkuhnya walau dalam waktu yang singkat.
Tapi apalah dayaku, waktu enggan memberiku kesempatan, memberiku kesempatan yang takkan ku minta kembali. Siapa yang kejam?
Aku kembali berkutat pada perasaan yang terus berkecamuk dalam dada. Perasaan indah yang terbangun dengan kokohnya. Membingkai hati yang entah siapa pemiliknya.

*****
Langit begitu gelap…
Hujan tak juga reda…
Ku harus menyaksikan
Cintaku terenggut tak terselamatkan…

Kembali teringat dalam benakku. Peristiwa yang akan hadir dalam memory otakku. Kepergian seseorang yang amat berharga dalam setiap hembusan napasku. Kekasihku…

Langit muram terselimuti awan hitam. Kilat mulai menyambar-nyambar. Disusul sehutan petir yang membahana. Rintik-rintik hujan mulai meluncur bebas semakin lama, semakin besar volumenya.
Aku dan Alva berjalan beriringan melewati gedung-gedung kampus dengan langkah cepat. Menghindari amukan sang langit yang masih menurunkan tetes-tetes airnya. Aku mencoba mendahului langkah besar Alva, kekasihku. Alva mengalah. Ia berhenti dan menatapku yang masih saja berjalan sembari sesekali menoleh kea rah tubuh jakungnya.
“Baik, aku tahu aku salah! Maafkan aku, Lova!” Putusnya dengan suara yang makin rendah, namun mampu membuatku terhenti. Aku menoleh ke arahnya sembari menatap kedua mata hitamnya, mencari sebuah kejujuran dari kedua manik matanya.
“Jangan bahas! Kumohon, biarkan aku pergi,” Sahutku tegas. Aku melihatnya kecewa dengan jawabanku. Namun, aku lebih kecewa padanya. Ah! Sudahlah… lupakan! Saat aku akan berbalik, aku mendengar teriakan Alva dan saat itu juga, sebuah tangan melempar tubuhku menjauh dari tempatku berdiri.

BRAKH!!!
            Aku mencoba membuka mataku yang sempat tertutup karena kepalaku terbentur sesuatu. Argh! Perih sekali kepalaku…
            “Alva…” panggilku lirih beradu dengan suara deru air hujan. Aku melihatnya! Ya! Kekasihku tertimpa sebuah pot cukup besar dengan darah yang mengalir dari kepalanya. Aku terdiam beberapa saat. Aku masih belum percaya dengan apa yang terjadi. Hingga kedua manik mataku mengeluarkan tetes demi tetes air mata.
            “ALVAAA!!!”

Ingin ku ulang hari…
Ingin ku perbaiki…
Kau sangat kubutuhkan,
Beraninya kau pergi dan tak kembali…

*****
            Alva, maafkan aku yang tak mampu menjadi yang terbaik untukmu. Maafkan aku yang terlalu egois kepadamu. Maafkan, karena aku, kau mengalami semua ini…
Aku tak rela kau pergi karenaku… maafkan aku! Aku menyesal! Aku lebih rela jika aku yang pergi, aku rela menggantikanmu disana…
            Alva, tunggu aku di surga, ala keabadian. Seperti cintaku padamu yang akan selalu abadi…

Ku biarkan senyumku
Menari di udara…
Biar semua tahu…
Kematian tak mengakhiri cinta…
 

About My Feelings Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea