Minggu, 16 Desember 2012

FF, "First Sight"

Diposting oleh Unknown di 00:33
http://www.facebook.com/notes/dian-agustin/flash-fiction-first-sight/405487789517437

“First Sight”
Oleh: Wingless Angel



                 Kau mengayuh sepedamu dengan kecepatan penuh. Tanpa mempedulikan peluh yang mulai meleleh di pelipismu. Kau tetap mengayuh dan mengayuh. Waktu enggan mengizinkanmu untuk berhenti. Begitu kejam, bukan?
                Sekali lagi, ekor matamu melirik benda berwarna merah pucat di pergelangan tanganmu, jarum jamnya bertengger tepat di angka tujuh. Kau semakin panic. Roda sepedamu berputar semakin cepat menerabas jalanan yang basah. Kau merutuk dalam hati. Menyalahkan hujan yang tiba-tiba turun pagi tadi.
                Hingga tiba-tiba kau mengerem sepedamu seketika. Membuatmu sedikit terjungkal. Tapi lihatlah! Pemandangan itu sejenak membuatmu terpanah. Tanpa mempedulikan sang waktu yang terus menuntut seiring detak jantungmu. Kau seperti terhipnotis dengan mata bundar itu.
                Kembali kau mengingat kewajibanmu untuk pergi ke sekolah. Segera kau lajukan kembali sepedamu dan menunda keinginanmu untuk memiliki mata bundar itu.
***
                Masih sama… di dalam toko itu, kau kembali melihat sepasang mata bundar itu. Hatimu bersorak gembira. Nadimu berdenyut-denyut kala menatap mata itu. Rasa lega mulai menyelubungi kalbumu. Kau tersenyum. Senyum yang sarat akan keinginan yang menggebu, bergejolak dalam dirimu.
                “Masih di sana…” lirihmu. Kau kembali menuntun sepedamu, menuntunnya pulang. Hatimu kembali berdebar-debar. Kau selalu ingin menatap mata bundar miliknya. Entahlah… kau merasa belum sanggup untuk memilikinya.

17:20
                Dengan mata berbinar, kau bergegas menuju toko di mana kau dapat menikmati mata bundar itu. Setibanya di depan toko, kau memberanikan diri untuk mendekati ‘si mata bundar’mu itu. Sekali lagi hatimu terguncang, perasaan kesal bercampur amarah meledak dalam jiwamu. Wajahmu memerah, tanganmu terkepal, matamu memancarkan kebencian.
                “Beraninya kau! Dia milikku...!!”
***
17:26
                Paku berkarat yang kau temukan di jalan, kini berpindah dalam genggaman tanganmu. Mata tajammu mengikuti arah jalan seseorang di depanmu. Dia bersama ‘si mata bundar’mu itu. Tanganmu semakin erat mencengkeram paku itu. Kau semakin memperlebar langkahmu, hingga kau benar-benar tepat di belakang tubuh orang itu. Tiba-tiba saja orang itu menoleh ke arahmu. Saat itu juga, kau arahkan paku di tanganmu ke arah mata orang itu.
                Orang itu mengerang panjang, kehilangan keseimbangan, lalu terjatuh. ‘Si mata bundar’mu itu tersungkur hingga ke tepi rerumputan hijau yang mendominasi wilayah itu. Kau segera berlutut di hadapan orang itu yang masih mengerang kesakitan. Seulas senyum kejam membingkai bibir mungilmu. Kau arahkan paku itu ke wajahnya. Mengorek-ngorek permukaan kulit yang membungkus wajahnya yang penuh darah.
                ‘Si mata bundar’mu tetap diam dalam posisinya. Tak bergerak sama sekali. Kau tertawa puas menatap musuhmu, perebut ‘si mata bundar’mu itu, kini terkapar.
***
                ‘Si mata bundar’ itu kini telah menjadi milikmu. Kau begitu senang hingga tak henti-hentinya kau tatap mata bundar miliknya. Kau senang sekali melihatnya di atas ranjangmu. Begitu anggun di matamu.
                Kau berniat untuk membersihkan tubuh dan pakaianmu yang penuh noda darah. Sebelumnya, kau tersenyum ke arah ‘si mata bundar’ itu, lalu menutup pintu kamar mandi.
                Tubuhmu terasa hangat dalam belaian air hangat dalam bathtub. Sejenak kau pejamkan kedua matamu, meresapi setiap aroma yang ditimbulkan sabun mandimu. Hingga kau rasakan air dalam bathtub yang mendadak memanas, panas sekali, seperti air mendidih. Rasa sakit mulai meluruh di seluruh tubuhmu. Kau mencoba bangkit, namun tubuhmu terasa kaku, tidak dapat digerakkan sama sekali. Kau panic dan menjerit. Menjerit sekeras-kerasnya, berharap seseorang mampu menolongmu. Namun, usahamu sia-sia. Tubuhmu mulai melepuh, suaramu melemah, tatapan matamu mulai sayu. Kau tidak bias berbuat apapun selain pasrah. Samar-samar, kau lihat ‘si mata bundar’mu itu tiba-tiba berada di sampingmu. Ya! Mata bundar itu, boneka itu….

-The End-
Haduh, udah ga usah heran. Ini emang aneh kok. Aku juga nyadar itu. :p
Semalem buatnya. Pas lagi mikirin si anabelle (boneka serem itu loh!). Jadilah, naskah ini….
Kasih komentar yang panjang yah! Walau naskah ini emang ga panjang…
Okeh? Jangan kapok bacanya yah!!
Dian pamit! Semlikum!!

-Wingless Angel-


Ga serem yah? xD
 

About My Feelings Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea